Jumat, 24 Juli 2009

1. JUDUL

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE , AKTIVITAS, DAN

PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

(STUDI PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN KATEGORI

INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BEJ)

2. PENDAHULUAN

Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor industri rata-rata 8 persen per tahun untuk periode 2005—2009. Selain itu, ditetapkan empat kelompok industri prioritas, yaitu industri berbasis pertanian atau agro (pengolahan kelapa sawit, pengalengan ikan, karet, kayu, cokelat, dan lain-lain), industri alat-alat transportasi (kendaraan bermotor, perkapalan, dan kedirgantaraan), industri telematika (informasi dan telekomunikasi) dan manufaktur (tekstil, alas kaki, keramik, elektronik, konsumsi kertas, dan ban) (http//www.kompas.co id). Namun, faktor utama yang menentukan kapasitas produksi suatu industri adalah modal investasi awal, perkembangan industri, ketersediaan SDM, teknologi sumber daya alam, dan sektor-sektor pendukung.

Salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Sumber dana murah yang dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan menjual saham kepada publik di pasar modal. Pasar modal di Indonesia, yaitu BEJ dapat menjadi media pertemuan antara investor dan industri.

Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam

mengambil keputusan investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi

investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan

(Penman, 1991). Horigan (1965) dalam (Tuasikal, 2001) menyatakan bahwa rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang.

Pengujian-pengujian yang dilakukan pada pasar modal di Indonesia banyak diilhami oleh penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan di negara lain, seperti O’Connor (1973) yang memelopori studi mengenai hubungan antara rasio keuangan berguna bagi investor (pemegang saham biasa) untuk mengambil keputusan. Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa analisis kekuatan dari variasi model ratio dengan rate of return menunjukkan adanya keragaman akan manfaat rasio keuangan bagi investor pemegang saham biasa. Ou & Penman (89) meneliti manfaat laporan keuangan dalam memprediksi return saham.

Riset mengenai kegunaan informasi akuntansi (laporan keuangan) dalam hubungannya

dengan return dan harga saham di Bursa Efek Jakarta telah banyak dilakukan, antara lain sebagai berikut : Kennedy JSP, (2003), meneliti pengaruh ROA, ROE, earnings per share, profit margin, asset turnover, rasio leverage, dan debt to equity ratio terhadap return saham. . Setelah melakukan pengujian terhadap hipotesis diperoleh hasil bahwa faktor fundamental seperti return on assets, dividend payout ratio, debt toequity ratio, book value equity pershare, dan indeks beta berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan risiko dan tingkat imbal hasil dari

berbagai perusahaan untuk membantu investor dan kreditor membuat keputusan investasi dan kredit yang baik (White et al., 2002). Ada empat kategori rasio yang digunakan untuk mengukur berbagai aspek dari hubungan risiko dan return (White et al., 2002), yaitu sebagai berikut.

(1) Analisis likuiditas

(2) Analisis solvency dan long term debt ( leverage )

(3) Analisis aktivitas

(4) Analisis profitabilitas

Berikut dikutip beberapa rasio keuangan yang umum digunakan yang disadur dari buku The Analysis and Use of Financial Statements oleh White, Sondhi dan Fried (2002) hal. 119—135.

(1) Activity analysis

Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka

pendek ( inventory and account receivable ) maupun jangka panjang ( property, plan, and

equipment ). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan ( sales ) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut.

(2) Working Capital Ratio

Konsep modal kerja atau operasi ini didasarkan atas klasifikasi aset dan liabilities dalam bentuk kategori lancar dan tidak lancar.

(3) Leverage (Debt) Ratio

Semakin tinggi proporsi debt relatif terhadap ekuitas meningkatkan risiko perusahaan.

Sebagaimana rasio lainnya faktor industri dan ekonomi sangat mempengaruhi, baik tingkat debt maupun sifat debt (jatuh tempo dan tingkat bunga tetap dan variabel).

(4) Profitability Analysis

Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan profit .

Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas atau working capital ratio , rasio aktivitas

( asset turn over ), rasio debt, dan rasio profitabilitas yang masing-masing dipilih salah satu perhitungan rasio dari masing-masing rasio di atas. Misalnya untuk rasio aktivitas dinyatakan dengan total asset turn over (ATO), rasio likuiditas menggunakan current ratio (CURRENT), rasio debt atau leverage dijelaskan dengan debt to equity ratio (DTE), sedangkan rasio profitabilitas diukur dengan rasio return on asset.

Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan-perusahaan yang masuk dalam

industri konsumsi, khususnya makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ sejak tahun 1999—2005. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar sebanyak 21 perusahaan dan diambil 13 perusahaan sebagai sampel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Variabel independen/penjelas yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio debt , rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Sebaliknya, variabel dependen/variabel yang dijelaskan yang diteliti adalah return saham perusahaan satu tahun ke depan.

Pada penelitian ini diajukan suatu model estimasi untuk menguji hipotesis.

Yt+1 = b + b Likuiditas + b Debt + b Aktivitas + b Profitabilitas+e

0 1 2 3 4 i

Keterangan:

Likuiditas: current ratio

Debt: debt to equity ratio

Aktivitas: total asset turn over

Profitabilitas: return on asset .

Untuk mencapai tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi

Berganda, yaitu dengan menggunakan uji signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara bersama-sama (serentak) maupun secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dan uji statistik t.

3. PEMBAHASAN

Informasi laporan keuangan akan lebih bermanfaat jika disajikan dalam bentuk rasio.

Manfaat rasio keuangan ini akan semakin dirasakan oleh investor jika dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan investasi. Manfaat rasio keuangan dalam memprediksi return saham dapat diukur dari tingkat signifikansi hubungan antara rasio keuangan pada tingkat individual terhadap return saham. Apabila hubungan antara rasio keuangan dengan return saham satu tahun ke depan signifikan, dapat dikatakan bahwa rasio keuangan tersebut bermanfaat dalam memprediksi return saham satu tahun ke depan. Sebaliknya, jika hubungan tersebut tidak signifikan, maka berarti rasio keuangan tidak bermanfaat dalam memprediksi return saham satu tahun ke depan.

Hasil pengolahan data dengan menggunakan alat analisis SPSS for windows 12

menunjukkan hal-hal sebagai berikut.

1. Pengujian Asumsi dan Model Analisis

Pengujian menunjukkan tidak terjadi hubungan linier atau multikolinieritas antara variabel bebas. Nilai VIF hampir mendekati nilai di sekitar angka satu tabel 1. Multikol terjadi

apabila nilai VIF melebihi 10 (Hair et al, 1998). Dengan demikian, model tersebut layak untuk digunakan.

2. Pengujian hipotesis

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan :

• Uji t variabel current ratio dan return on asset berpengaruh signifikan pada tingkat 5% terhadap return . Rasio asset turn over dan debt to equity tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham satu tahun ke depan.

• Nilai F-hitung sebesar 12,086 (p<0.000)> (current ratio, debt to equity ratio asset turn over, return on asset) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham satu tahun ke depan.

• Hasil estimasi regresi pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R ) sebesar 0.446 menyatakan bahwa terjadi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, penelitian ini menemukan hal-hal sebagai berikut.

Variabel current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return

saham satu periode ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh

return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya semakin tinggi.

Variabel return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hasil ini konsisten dengan teori dan pendapat Mogdiliani dan Miller (MM) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang tentunya dapat mempengaruhi return saham satu tahun ke depan. Simpulan ini juga mendukung hasil penelitian terdahulu, antara lain Silalahi (2001), Natarsyah (2002), dan Kennedy (2003).

Variabel debt to equity rasio menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio utang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Natarsyah yang menyatakan

bahwa DTE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan sampel dan variabel dependen yang digunakan.

Kemungkinan hasil akan berbeda jika digunakan untuk memprediksi return dua atau tiga

tahun ke depan.

Variabel total asset turn over menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan.

Penelitian ini hampir mirip dengan penelitian yang dilakukan Tuasikal pada perusahaan

pemanufakturan dan nonpemanufakturan. Ia menemukan bahwa rasio aktivitas tidak

bermanfaat untuk memprediksi return satu tahun ke depan. Namun, hasilnya akan

berbeda ketika digunakan untuk memprediksi return dua tahun ke depan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kennedy (2003) yang menunjukkan variabel asset turn over berpengaruh signifikan terhadap return saham.

4. REFERENSI

1. Asyik, Nur Fadjrih. 1999. “Tambahan Kandungan Informasi Rasio Arus Kas”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia , Vol.2 No.2, Juli: 230—250.

2. Foster G.1986. Financial Statement . Second Edition. Prentice Hall, Singapore Inc.

3. Gujarati D. 2003. Basic Econometric. Forth Edition. Mc.Graw-Hill, International Edition.

4. Gupta M.C. dan R.J. Heufner.1972. A Cluster Analysis Study of Financial Ratios and Industry

5. Characteristics, Journal of Accounting Research. Dalam Mas’ud Machfoedz, 1994,

6. Financial Ratio Characteristic Analysis and The Prediction of Earnings Changes in

Indonesia. Kelola No. 7: 114—133.

7. Horrigan, O.J. 1965. “Some Empirical Bases of Financial Ratio Analysis”. The Accounting Review. July: 555—568. Http://www.kompas.co.id . Di- download 18 April 2005.

8. Kennedy J.S.P. 2003. “Analisis Pengaruh dari Return on Asset, Return on Equity, Earnings Per Share, Profit Margin, Asset Turnover , Rasio Leverage dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham (Studi terhadap Saham-saham yang Termasuk dalam LQ-45 di BEJ Tahun 2001)”.

9. Tesis tidak dipublikasikan , Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta.

10. Machfoedz, Mas’ud. 1994. “Financial Ratio Characteristic Analysis and The Prediction of Earnings Changes in Indonesia”, Kelola No. 7: 114—133.

11. Natarsyah S. 2002. “Analisis Pengaruh beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham”. Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan. Jogjakarta: BPFE.

12. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi pertama. Jogjakarta: BPFE.

13. O’Connor, Melvin. C. 1973. “On The Usefulness of Financial Ratios to Investors in Common Stock”. The Accounting Review. April: 339—352.

14. Pankoff dan Vergill. 1970. “On The Usefullness of Financial Statement Information: A Suggested Research Approach”. Accounting Review. April, 269—279.

15. Parawiyati, Ambar W.H., Edi S. 2000. “Penggunaan Informasi Keuangan untuk Memprediksi Keuntungan Investasi bagi Investor di Pasar Modal”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.3, No. 2, Juli: 214—228.

16. Silalahi, D. 1991. “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham (Studi pada Pasar Modal Indonesia)”. Tesis tidak dipublikasikan. Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya.

17. Standar Akuntansi Keuangan. 1999. IAI. Jakarta: Salemba Empat.

18. Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.

19. Tuasikal A. 2001. “Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Memprediksi Return Saham: Studi terhadap Perusahaan Pemanufakturan dan Nonpemanufakturan”. Simposium Nasional Akuntansi IV. Bandung Agustus; 762—786.

20. White G.I., Ashwinpaul C. Sondhi dan Dov Fried. 2003. The Analysis and Use of Financial Statements. USA: John Wiley. pg. 119—135.

21. Zainudin dan Jogiyanto H. 1999. “Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 02, No. 01, Januari: 66—84.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar